Senin, 29 Agustus 2011

PETUNJUK PRAKTIS BUDIDAYA





Spesies jamur tiram nama latinnya adalah Pleurotus sp. Banyak sekali variannya namun yang paling banyak dibudidayakan dan paling digemari adalah jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). Disebut jamur tiram karena bentuk tudungnya menyerupai cangkang tiram yaitu sejenis hewan yang hidup di laut. Diameter tudung jamur tiram adalah antara 3 – 15 cm dan mempunyai tangkai yang terletak tidak di tengah-tengah tudung tapi agak ke pinggir. Toleransi jamur tiram terhadap faktor lingkungan cukup tinggi karena jamur ini dapat tumbuh pada dataran rendah maupun dataran tinggi dengan kisaran suhu antara 20 0– 32 0 C dan kelembaban antara 60 – 100 %. Namun pertumbuhan ideal didapat pada suhu 22 0– 28 C dan kelembaban sekitar 80 – 90 %, kondisi alami seperti ini biasa diperoleh pada ketinggian sekitar 700 m dpl.
1.      PERSIAPAN BUDIDAYA
a.      Peralatan
Ø  Peralatan untuk membuat media tanam jamur {baglog jamur) :
1.      Plastik PP ukuran 18 x  35 cm
2.      Cincin/ring penutup baglog, bisa membeli jadi atau membuat sendiri dari pipa paralon atau bambu
3.      Kapas atau koran untuk penutup baglog
4.      Karet gelang untuk mengikat plastik penutup kapas
Ø  Peralatan untuk sterilisasi / mengukus baglog jamur yaitu drum yang mempunyai penutup terpisah. Dari dasar drum setinggi 15 cm dibuatkan angsang / sarangan.
Ø  Peralatan untuk inokulasi / penanaman bibit jamur pada baglog jamur :
1.      Lampu spiritus
2.      Besi kecil / spatula sepanjang kurang lebih 30 cm atau bisadibuat dari jeruji sepeda untuk mengambil bibit dari botol bibit. Besi harus bebas dari karat.
b.      Bahan
Ø  Bahan untuk membuat baglog jamur :
1.      Serbuk kayu, yang digunakan adalah kayu-kayu lunak seperti sengon atau randu
2.      Bekatul
3.      Kapur / gamping halus
4.      Tepung jagung (bahan tambahan, tidak diwajibkan)
Ø  Bahan untuk sterilisasi
1.      Kayu bakar
2.      Minyak tanah (jika menggunakan kompor minyak)
Ø  Bahan untuk inokulasi /penanaman bibit
1.      Spiritus untuk bahan baker lampu spiritus dan mensterilkan alat
2.      Bibit jamur tiram, harus dibeli dari pembibit yang terpercaya sehingga jelas asal keturunan bibit tersebut. Bibit yang digunakan adalah bibit tebar / F3, ada yang berbentuk serbuk dan ada yang biji-bijian.
c.       Bangunan
Bangunan untuk memelihara jamur (kumbung) dapat dibuat dari bambu sebagai tiangnya. Dinding dapat dibuat dari anyaman bambu atau karung goni. Atap berupa genteng agar lebih awet tidak dianjurkan dari bahan daun karena dapat menjadi sarang hama. Sedangkan untuk raknya dapat dibuat dari bambu atau kayu. Lantai dianjurkan diplester agar bersih dan tidak berdebu seperti tanah. Umumnya ukuran kumbung untuk skala usaha kecil ( ± 2000 baglog) adalah 6 m x 4 m. Jika ada bekas kandang sapi atau kandang ayam bias juga digunakan asal disterilkan terlebih dulu.
Rak idealnya dibuat dari bambu. Panjang rak adalah sekitar 3 m dan jarak antar rak adalah 80 cm. Jarak terendah rak dari tanah adalah sekitar 20 cm.
2.      BUDIDAYA JAMUR TIRAM
a.      Pembuatan media tanam (baglog)
Ø  Mencampur media
Formula bahan untuk membuat media (100 %) adalah sebagai berikut :
§  Serbuk kayu (83 %)
§  Bekatul (15 %)
§  Kapur (2 %)
Atau lebih mudahnya untuk membuat 100 kg media dibutuhkan serbuk kayu sebanyak 83 kg, bekatul 15 kg, kapur 2 kg. Apabila ingin menambahkan tepung jagungmaka dapat ditambahkan sekitar 5 % atau 5 kg kemudian bekatulnya dikurangi menjadi 10 % atau !0 kg saja. Campurkan bahan-bahan tersebut sampai merata, kemudian tambahkan air hingga kadar air 60 %dapat diketahui jika campuran bahan dikepal kuat-kuat dengan tangan kemudian dilepas tidak pecah tapi tidak meninggalkan sisa air dalam jumlah banyak di telapak tangan. Campuran media di atas dapat digunakan untuk sekitar 100 baglog.
Ø  Mengkomposkan media
Tujuannya adalah untuk membuat senyawa-senyawa dalam media menjadi terurai sehingga lebih mudah diserap jamur, selain itu juga dapat mematikan penyakit yang mungkin terkandung dalam media. Caranya dengan menumpuk media setinggi kurang lebih 50 cm kemudian menutupnya dengan plastik selama 2 – 5 hari.
Ø  Memasukkan bahan ke dalam plastik
Masukkan campuran bahan seberat kurang lebih setinggi ¾ bagian plastik dalam keadaan padat dengan cara ditekan dengan botol. Berat rata-rata bahan dalam plastik adalah 1,2 – 1,4 kg.
Ø  Memasang cincin
Tujuannya adalah untuk membuat tempat memasukkan bibit jamur. Caranya masukkan ujung atas plastik ke dalam cincin kemudian tarik plastik kuat-kuat tapi jangan sampai sobek.
Ø  Membuat lubang tanam
Dibuat dengan cara menusukkan sebatang kayu berdiameter hampir sama dengan lubang cincin ke dalam media tepat di dalam cincin sedalam kurang lebih 2 cm.
Ø  Memasang kapas / kertas Koran
Tujuannya adalah membuat penutup cincin sehingga nantinya dapat mencegah tumpahnya bibit yang ditanam serta melindungi media dari serangan organisme pengganggu. Setelah itu tutup kapas dengan plastik kemudian diikat dengan karet gelang dengan tujuan mencegah masuknya air ketika baglog disterilisasi.
b.      Sterilisasi
Tujuan sterilisasi adalah untuk mematikan hama dan penyakit yang mungkin terbawa di dalam media yang nantinya dapat mengganggu pertumbuhan jamur. adapun caranya adalah sebagai berikut :
Ø  Mengisi air sampai hampir setinggi angsang tapi jangan sampai melebihi permukaan angsang.
Ø  Menata baglog dengan posisi berdiri.untuk satu drum biasanya dapat diisi 3 tumpuk baglog dengan jumlah total sekitar 57 baglog per drum untuk ukuran plastik baglog 18 x 35 cm.
Ø  Menutup drum kemudian menambahkan pemberat di atas tutupdrum (bisa memakai batu bata atau genteng) untuk menahan tekanan uap agar drum tetap tertutup rapat sehingga tidak banyak uap yang keluar. Tapi jangan terlalu rapat sampai uap tidak bisa keluar sama sekali karena dapat mengakibatkan resiko drum meledak.
Ø  Pemanasan dilakukan sampai air mendidih berarti suhu dalam drum sudah mendekati 100C dipertahankan sampai kurang lebih 3-4 jam. Biarkan bara api sampai habis tunggu hingga dingin yaitu keesokan harinya baru dibuka tutup drumnya dan angkat baglog dari dalam drum untuk didinginkan.
Ø  Pendinginan minimal 24 jam sambil diamati apakah ada kontaminasi dalam baglog tersebut.
c.       Inokulasi atau penanaman bibit
Penanaman dilakukan setelah baglog benar-benar dingin dan dilakukan di dalam ruangan yang bersih dan tidak berdebu untuk memperkecil kemungkinan terkontaminasi            . adapun caranya adalah sebagai berikut :
Ø  Membakar terlebih dulu ujung besi kecil / spatula dengan lampu spiritus agar steril
Ø  Membuka tutup botol bibit kemudian hancurkan serbuk yang masih padat dengan spatula tersebut.
Ø  Membuka penutup kapas / koran pada baglog lalu tuangkan serbuk bibit dari botol ke dalam lubang tanam  pada baglog. 1 botol bibit biasanya dapat dipakai untuk sekitar 35 baglog atau sekitar 10 gram bibit per baglognya.
Ø  Menutup kembali lubang cincin dengan kapas/koran
Ø  Baglog siap diinkubasi
d.      Inkubasi
Inkubasi adalah proses untuk menumbuhkan miselium jamur. Miselium adalah serat-serat putih yang merambat dari bagian atas baglog ke bagian bawah. Waktu yang dibutuhkan baglog supaya penuh dengan miselium adalah 30 – 40 hari. Inkubasi dikatakan berhasil apabila seluruh bagian baglog ditumbuhi miselium. Apabila terdapat warna yang lain maka terjadi kontaminasi.
Inkubasi dilakukan dengan cara meletakkan baglog dalam ruangan bersuhu antara 22 0 C – 28 0 C atau suhu kamar. Bisa disusun berdiri ataupun tidur. Ruangan yang digunakan sebaiknya tidak berlantai tanah sehingga tidak berdebu. Baglog yang sudah hampir penuh atau sudah penuh miseliumnya dapat dipindahkan ke kumbung produksi.
3.      PEMELIHARAAN JAMUR TIRAM
a.      Penyusunan baglog
Baglog setelah masa inkubasi segera dipindahkan ke dalam kumbung, disusun di atas rak-rak dengan posisi tidur. Maksimal tumpukan baglog adalah 12 tumpukan atau setinggi orang dewasa sehingga memudahkan pemanenan. Tiap dua tumpukan diberi penyekat reng dari bambu. Baglog disusun berselang-seling tiap tumpukannya. Misalkan tumpukan pertama menghadap ke depan, kedua menghadap ke belakang dan seterusnya.
b.      Penyayatan baglog
Baglog apabila sudah penuh dilakukan penyayatan di ujung baglog di dekat cincin. Penyayatan dapat dilakukan dengan silet berbentuk huruf L atau U sepanjang 1 – 2 cm. Setelah 2 – 3 minggu akan muncul tubuh buah jamur yang pertama. Setelah itu dapat dilakukan sayatan di tempat yang lain di sekitar sayatan pertama kemudian di bagian dasar / belakang baglog.
c.       Penyiraman
Penyiraman dilakukan untuk mempertahankan kelembaban ideal. Sehari dilakukan 2 – 3 kali tergantung cuaca. Apabila cuaca panas sebaiknya dilakukan 3 kali penyiraman. Penyiraman yang diinginkan adalah pengabutan yaitu dengan menggunakan sprayer halus. Disemprotkan ke seluruh bagian kumbung dan baglog tapi jangan mengenai tubuh buah jamur yang telah dewasa karena jamur menjadi terlalu basah sehingga mudah busuk.
d.      Pengendalian hama dan penyakit
Dalam budidaya jamur,prinsip pengendalian hama adalah pencegahan. Hal ini dikarenakan penggunaan pestisida maupun zat-zat kimia tertentu dapat membahayakan jamur tiram itu sendiri. Selain itu umur panen yang singkat mengakibatkan residu pestisida yang terlalu tinggi pada jamur dan jika dimakan manusia akan sangat membahayakan.
Hama dan penyakit tidak  mudah menyerang jika kebersihan kumbung dan lingkungannya selalu terjaga. Kumbung juga tidak boleh terlalu lembab karena menjadi tempat yang nyaman bagi hama untuk berkembang biak.
Adapun hama yang sering menyerang adalah :
1.      Serangga
Serangga sejenis lalat,kumbang dan kutu adalah yang paling banyak menyerang. Serangga dewasa maupun larva nya dapat menyerang jamur dewasa maupun miseliumnya. Pengendaliannya dapat menggunakan perangkap serangga yang dapat dibeli di toko-toko pertanian. Pemasangan kawat kasa pada setiap ventilasi dan pintu kumbung juga dapat mencegah masuknya serangga ke dalam kumbung. Rayap dan laba-laba juga dapat menjadi pengganggu. Rayap dapat dikendalikan dengan menggunakan obat anti rayap yang digunakan di tiang-tiang rak dan lantai kumbung sehingga rayap tidak bisa naik ke atas rak. Laba-laba dapat dicegah dengan menaburkan kapur di sekitar baglog.
2.      Tikus
Tikus dapat menjadi hama karena dapat mengerat baglog sehingga menjadi rusak karena tikus tertarik dengan aroma bekatul maupun jagung yang ditambahkan dalam media baglog. Pengendaliannya adalah dengan memasang alat penjebak tikus atau racun tikus di tempat-tempat yang menjadi tempat tikus masuk ke kumbung.
Sedangkan penyakit yang sering menyerang jamur adalah bakteri dan jamur-jamur liar. Bakteri biasanya menyebabkan munculnya lendir kehitaman di dalam baglog. Sedangkan jamur-jamur liar berupa serat-serat berwarna selain putih yang mengganggu pertumbuhan miselium. Penyakit tersebut umumnya disebabkan karena kurang terjaganya kebersihan kumbung, sisa panen yang masih tertinggal di dalam baglog sehingga membusuk, penyiraman yang berlebihan sehingga terlalu lembab. Apabila sudah terserang sebaiknya baglog segera diambil dari kumbung dan segera dimusnahkan atau dibakar sehingga tidak menulari baglog lainnya.  
                                              
4.      PANEN DAN PASCA PANEN JAMUR TIRAM
a.      Panen
Panen dilakukan jika bentuk dan ukuran tubuh jamur sudah memenuhi syarat, yaitu umur 4 – 5 hari sejak pembentukan primordial / calon tubuh jamur. Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut jamur darimedia tanam. Bagian batang yang menembus media juga harus dibersihkan supaya nantinya tidak membusuk. Waktu yang tepat untuk panen adalah sore hari sehingga jamur tidak mengalami banyak penguapan atau layu. Pemanenan lebih baiklagi dilakukan sesaat sebelum dipasarkan untuk menjamin kesegarannya.
b.      Pasca panen
Jamur setelah panen dibuang tangkainya yang kotor dimana terdapat sisa media yang menempel. Tudung jamur yang kotor dapat dibersihkan dengan menggunakan air bersih tapi jangan dicelup cukup diusap saja. Setelah dikemas dalam plastik jamur harus segera dipasarkan karena jamur cepat layu. Umur simpannya hanya sampai 2 hari. Umur simpan dapat diperpanjang sampai 5 hari jika disimpan dalam kulkas bersuhu sekitar 10 0 C. Penambahan bahan kimia seperti Natrium bisulfit 2 % juga dapat memperpanjang umur simpan jamur sampai 1 bulan karena dapat mencegah munculnya mikroba pembusuk jamur.     
Spesies jamur tiram nama latinnya adalah Pleurotus sp. Banyak sekali variannya namun yang paling banyak dibudidayakan dan paling digemari adalah jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). Disebut jamur tiram karena bentuk tudungnya menyerupai cangkang tiram yaitu sejenis hewan yang hidup di laut. Diameter tudung jamur tiram adalah antara 3 – 15 cm dan mempunyai tangkai yang terletak tidak di tengah-tengah tudung tapi agak ke pinggir. Toleransi jamur tiram terhadap faktor lingkungan cukup tinggi karena jamur ini dapat tumbuh pada dataran rendah maupun dataran tinggi dengan kisaran suhu antara 20 0– 32 0 C dan kelembaban antara 60 – 100 %. Namun pertumbuhan ideal didapat pada suhu 22 0– 28 0 C dan kelembaban sekitar 80 – 90 %, kondisi alami seperti ini biasa diperoleh pada ketinggian sekitar 700 m dpl.
1.      PERSIAPAN BUDIDAYA
a.      Peralatan
Ø  Peralatan untuk membuat media tanam jamur {baglog jamur) :
1.      Plastik PP ukuran 18 x  35 cm
2.      Cincin/ring penutup baglog, bisa membeli jadi atau membuat sendiri dari pipa paralon atau bambu
3.      Kapas atau koran untuk penutup baglog
4.      Karet gelang untuk mengikat plastik penutup kapas
Ø  Peralatan untuk sterilisasi / mengukus baglog jamur yaitu drum yang mempunyai penutup terpisah. Dari dasar drum setinggi 15 cm dibuatkan angsang / sarangan.
Ø  Peralatan untuk inokulasi / penanaman bibit jamur pada baglog jamur :
1.      Lampu spiritus
2.      Besi kecil / spatula sepanjang kurang lebih 30 cm atau bisadibuat dari jeruji sepeda untuk mengambil bibit dari botol bibit. Besi harus bebas dari karat.
b.      Bahan
Ø  Bahan untuk membuat baglog jamur :
1.      Serbuk kayu, yang digunakan adalah kayu-kayu lunak seperti sengon atau randu
2.      Bekatul
3.      Kapur / gamping halus
4.      Tepung jagung (bahan tambahan, tidak diwajibkan)
Ø  Bahan untuk sterilisasi
1.      Kayu bakar
2.      Minyak tanah (jika menggunakan kompor minyak)
Ø  Bahan untuk inokulasi /penanaman bibit
1.      Spiritus untuk bahan baker lampu spiritus dan mensterilkan alat
2.      Bibit jamur tiram, harus dibeli dari pembibit yang terpercaya sehingga jelas asal keturunan bibit tersebut. Bibit yang digunakan adalah bibit tebar / F3, ada yang berbentuk serbuk dan ada yang biji-bijian.
c.       Bangunan
Bangunan untuk memelihara jamur (kumbung) dapat dibuat dari bambu sebagai tiangnya. Dinding dapat dibuat dari anyaman bambu atau karung goni. Atap berupa genteng agar lebih awet tidak dianjurkan dari bahan daun karena dapat menjadi sarang hama. Sedangkan untuk raknya dapat dibuat dari bambu atau kayu. Lantai dianjurkan diplester agar bersih dan tidak berdebu seperti tanah. Umumnya ukuran kumbung untuk skala usaha kecil ( ± 2000 baglog) adalah 6 m x 4 m. Jika ada bekas kandang sapi atau kandang ayam bias juga digunakan asal disterilkan terlebih dulu.
Rak idealnya dibuat dari bambu. Panjang rak adalah sekitar 3 m dan jarak antar rak adalah 80 cm. Jarak terendah rak dari tanah adalah sekitar 20 cm.
2.      BUDIDAYA JAMUR TIRAM
a.      Pembuatan media tanam (baglog)
Ø  Mencampur media
Formula bahan untuk membuat media (100 %) adalah sebagai berikut :
§  Serbuk kayu (83 %)
§  Bekatul (15 %)
§  Kapur (2 %)
Atau lebih mudahnya untuk membuat 100 kg media dibutuhkan serbuk kayu sebanyak 83 kg, bekatul 15 kg, kapur 2 kg. Apabila ingin menambahkan tepung jagungmaka dapat ditambahkan sekitar 5 % atau 5 kg kemudian bekatulnya dikurangi menjadi 10 % atau !0 kg saja. Campurkan bahan-bahan tersebut sampai merata, kemudian tambahkan air hingga kadar air 60 %dapat diketahui jika campuran bahan dikepal kuat-kuat dengan tangan kemudian dilepas tidak pecah tapi tidak meninggalkan sisa air dalam jumlah banyak di telapak tangan. Campuran media di atas dapat digunakan untuk sekitar 100 baglog.
Ø  Mengkomposkan media
Tujuannya adalah untuk membuat senyawa-senyawa dalam media menjadi terurai sehingga lebih mudah diserap jamur, selain itu juga dapat mematikan penyakit yang mungkin terkandung dalam media. Caranya dengan menumpuk media setinggi kurang lebih 50 cm kemudian menutupnya dengan plastik selama 2 – 5 hari.
Ø  Memasukkan bahan ke dalam plastik
Masukkan campuran bahan seberat kurang lebih setinggi ¾ bagian plastik dalam keadaan padat dengan cara ditekan dengan botol. Berat rata-rata bahan dalam plastik adalah 1,2 – 1,4 kg.
Ø  Memasang cincin
Tujuannya adalah untuk membuat tempat memasukkan bibit jamur. Caranya masukkan ujung atas plastik ke dalam cincin kemudian tarik plastik kuat-kuat tapi jangan sampai sobek.
Ø  Membuat lubang tanam
Dibuat dengan cara menusukkan sebatang kayu berdiameter hampir sama dengan lubang cincin ke dalam media tepat di dalam cincin sedalam kurang lebih 2 cm.
Ø  Memasang kapas / kertas Koran
Tujuannya adalah membuat penutup cincin sehingga nantinya dapat mencegah tumpahnya bibit yang ditanam serta melindungi media dari serangan organisme pengganggu. Setelah itu tutup kapas dengan plastik kemudian diikat dengan karet gelang dengan tujuan mencegah masuknya air ketika baglog disterilisasi.
b.      Sterilisasi
Tujuan sterilisasi adalah untuk mematikan hama dan penyakit yang mungkin terbawa di dalam media yang nantinya dapat mengganggu pertumbuhan jamur. adapun caranya adalah sebagai berikut :
Ø  Mengisi air sampai hampir setinggi angsang tapi jangan sampai melebihi permukaan angsang.
Ø  Menata baglog dengan posisi berdiri.untuk satu drum biasanya dapat diisi 3 tumpuk baglog dengan jumlah total sekitar 57 baglog per drum untuk ukuran plastik baglog 18 x 35 cm.
Ø  Menutup drum kemudian menambahkan pemberat di atas tutupdrum (bisa memakai batu bata atau genteng) untuk menahan tekanan uap agar drum tetap tertutup rapat sehingga tidak banyak uap yang keluar. Tapi jangan terlalu rapat sampai uap tidak bisa keluar sama sekali karena dapat mengakibatkan resiko drum meledak.
Ø  Pemanasan dilakukan sampai air mendidih berarti suhu dalam drum sudah mendekati 1000 C dipertahankan sampai kurang lebih 3-4 jam. Biarkan bara api sampai habis tunggu hingga dingin yaitu keesokan harinya baru dibuka tutup drumnya dan angkat baglog dari dalam drum untuk didinginkan.
Ø  Pendinginan minimal 24 jam sambil diamati apakah ada kontaminasi dalam baglog tersebut.
c.       Inokulasi atau penanaman bibit
Penanaman dilakukan setelah baglog benar-benar dingin dan dilakukan di dalam ruangan yang bersih dan tidak berdebu untuk memperkecil kemungkinan terkontaminasi            . adapun caranya adalah sebagai berikut :
Ø  Membakar terlebih dulu ujung besi kecil / spatula dengan lampu spiritus agar steril
Ø  Membuka tutup botol bibit kemudian hancurkan serbuk yang masih padat dengan spatula tersebut.
Ø  Membuka penutup kapas / koran pada baglog lalu tuangkan serbuk bibit dari botol ke dalam lubang tanam  pada baglog. 1 botol bibit biasanya dapat dipakai untuk sekitar 35 baglog atau sekitar 10 gram bibit per baglognya.
Ø  Menutup kembali lubang cincin dengan kapas/koran
Ø  Baglog siap diinkubasi
d.      Inkubasi
Inkubasi adalah proses untuk menumbuhkan miselium jamur. Miselium adalah serat-serat putih yang merambat dari bagian atas baglog ke bagian bawah. Waktu yang dibutuhkan baglog supaya penuh dengan miselium adalah 30 – 40 hari. Inkubasi dikatakan berhasil apabila seluruh bagian baglog ditumbuhi miselium. Apabila terdapat warna yang lain maka terjadi kontaminasi.
Inkubasi dilakukan dengan cara meletakkan baglog dalam ruangan bersuhu antara 22 0 C – 28 0 C atau suhu kamar. Bisa disusun berdiri ataupun tidur. Ruangan yang digunakan sebaiknya tidak berlantai tanah sehingga tidak berdebu. Baglog yang sudah hampir penuh atau sudah penuh miseliumnya dapat dipindahkan ke kumbung produksi.
3.      PEMELIHARAAN JAMUR TIRAM
a.      Penyusunan baglog
Baglog setelah masa inkubasi segera dipindahkan ke dalam kumbung, disusun di atas rak-rak dengan posisi tidur. Maksimal tumpukan baglog adalah 12 tumpukan atau setinggi orang dewasa sehingga memudahkan pemanenan. Tiap dua tumpukan diberi penyekat reng dari bambu. Baglog disusun berselang-seling tiap tumpukannya. Misalkan tumpukan pertama menghadap ke depan, kedua menghadap ke belakang dan seterusnya.
b.      Penyayatan baglog
Baglog apabila sudah penuh dilakukan penyayatan di ujung baglog di dekat cincin. Penyayatan dapat dilakukan dengan silet berbentuk huruf L atau U sepanjang 1 – 2 cm. Setelah 2 – 3 minggu akan muncul tubuh buah jamur yang pertama. Setelah itu dapat dilakukan sayatan di tempat yang lain di sekitar sayatan pertama kemudian di bagian dasar / belakang baglog.
c.       Penyiraman
Penyiraman dilakukan untuk mempertahankan kelembaban ideal. Sehari dilakukan 2 – 3 kali tergantung cuaca. Apabila cuaca panas sebaiknya dilakukan 3 kali penyiraman. Penyiraman yang diinginkan adalah pengabutan yaitu dengan menggunakan sprayer halus. Disemprotkan ke seluruh bagian kumbung dan baglog tapi jangan mengenai tubuh buah jamur yang telah dewasa karena jamur menjadi terlalu basah sehingga mudah busuk.
d.      Pengendalian hama dan penyakit
Dalam budidaya jamur,prinsip pengendalian hama adalah pencegahan. Hal ini dikarenakan penggunaan pestisida maupun zat-zat kimia tertentu dapat membahayakan jamur tiram itu sendiri. Selain itu umur panen yang singkat mengakibatkan residu pestisida yang terlalu tinggi pada jamur dan jika dimakan manusia akan sangat membahayakan.
Hama dan penyakit tidak  mudah menyerang jika kebersihan kumbung dan lingkungannya selalu terjaga. Kumbung juga tidak boleh terlalu lembab karena menjadi tempat yang nyaman bagi hama untuk berkembang biak.
Adapun hama yang sering menyerang adalah :
1.      Serangga
Serangga sejenis lalat,kumbang dan kutu adalah yang paling banyak menyerang. Serangga dewasa maupun larva nya dapat menyerang jamur dewasa maupun miseliumnya. Pengendaliannya dapat menggunakan perangkap serangga yang dapat dibeli di toko-toko pertanian. Pemasangan kawat kasa pada setiap ventilasi dan pintu kumbung juga dapat mencegah masuknya serangga ke dalam kumbung. Rayap dan laba-laba juga dapat menjadi pengganggu. Rayap dapat dikendalikan dengan menggunakan obat anti rayap yang digunakan di tiang-tiang rak dan lantai kumbung sehingga rayap tidak bisa naik ke atas rak. Laba-laba dapat dicegah dengan menaburkan kapur di sekitar baglog.
2.      Tikus
Tikus dapat menjadi hama karena dapat mengerat baglog sehingga menjadi rusak karena tikus tertarik dengan aroma bekatul maupun jagung yang ditambahkan dalam media baglog. Pengendaliannya adalah dengan memasang alat penjebak tikus atau racun tikus di tempat-tempat yang menjadi tempat tikus masuk ke kumbung.
Sedangkan penyakit yang sering menyerang jamur adalah bakteri dan jamur-jamur liar. Bakteri biasanya menyebabkan munculnya lendir kehitaman di dalam baglog. Sedangkan jamur-jamur liar berupa serat-serat berwarna selain putih yang mengganggu pertumbuhan miselium. Penyakit tersebut umumnya disebabkan karena kurang terjaganya kebersihan kumbung, sisa panen yang masih tertinggal di dalam baglog sehingga membusuk, penyiraman yang berlebihan sehingga terlalu lembab. Apabila sudah terserang sebaiknya baglog segera diambil dari kumbung dan segera dimusnahkan atau dibakar sehingga tidak menulari baglog lainnya.  
                                         
4.      PANEN DAN PASCA PANEN JAMUR TIRAM
a.      Panen
Panen dilakukan jika bentuk dan ukuran tubuh jamur sudah memenuhi syarat, yaitu umur 4 – 5 hari sejak pembentukan primordial / calon tubuh jamur. Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut jamur darimedia tanam. Bagian batang yang menembus media juga harus dibersihkan supaya nantinya tidak membusuk. Waktu yang tepat untuk panen adalah sore hari sehingga jamur tidak mengalami banyak penguapan atau layu. Pemanenan lebih baiklagi dilakukan sesaat sebelum dipasarkan untuk menjamin kesegarannya.
b.      Pasca panen
Jamur setelah panen dibuang tangkainya yang kotor dimana terdapat sisa media yang menempel. Tudung jamur yang kotor dapat dibersihkan dengan menggunakan air bersih tapi jangan dicelup cukup diusap saja. Setelah dikemas dalam plastik jamur harus segera dipasarkan karena jamur cepat layu. Umur simpannya hanya sampai 2 hari. Umur simpan dapat diperpanjang sampai 5 hari jika disimpan dalam kulkas bersuhu sekitar 10 0 C. Penambahan bahan kimia seperti Natrium bisulfit 2 % juga dapat memperpanjang umur simpan jamur sampai 1 bulan karena dapat mencegah munculnya mikroba pembusuk jamur.     

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites